Aku sudah mencoba menampung arus hidupku dalam ember-ember kecil
Agar suatu ketika dapat kucurahkan pada pribadi yang kerontang
Namun ternyata hidup memiliki alurnya sendiri
Semua yang mengalir tak dapat kukendalikan
Dan kantong-kantong kekacauan akan selalu ada
*mungkin aku perlu bendungan?
Membaca puisi ini aku teringat
ReplyDeletecerita seorang nabi yang sedang
memikirkan tentang TUHAN.
Di tepi pantai ia bertemu seorang anak kecil
yang mengambil air laut dengan embernya
lalu menuangkan air tsb ke dalam sebuah lubang
yang ia buat di pantai. Begitu seterusnya.
"Sedang ngapain dik", tanya sang nabi
"Aku ingin memindahkan air laut ke lubang ini"
jawab si anak kecil.
Membaca puisi ini aku teringat
saat si peneliti menemukan telur2 dinosaurus
di luar pagar pengurung Jurasic Park yang sangat kokoh
"Life finds its own way", bisiknya
/hcw
om Henry, konon nabi itu bernama Santo Agustinus tatkala dia sedang
ReplyDeletemempertanyakan TUHAN. Laut yang teramat luas dimasukkan ke dalam
lubang yang kecil. Begitupula pemahaman tentang Tuhan yang serba
maha,
tak mampulah masuk ke dalam otak kita yang kecil. Terimakasih sekali
Om Henry...
SALAM(ku) untuk DAMAI(mu)