Wednesday, March 21, 2012

Pelukan Dibalik Pintu




Baru kutahu, satu bantingan pintu
adalah ungkapan tidak setuju darimu
Seandainya dulu maksudmu terungkap dengan lebih bijak ,ibu
Aku takkan melewatkan pelukkanmu selama tujuh belas tahun
Mungkin ketidaksepahaman ini karena kita terlalu menyayangi

Tidak ada alasan yang pasti
kenapa percakapan harus sampai pada nada tinggi
Hati tidak kuasa saat amarah melingkupi
Mungkin aku yang selalu mencobamu dalam ujian
Sabar atau murka menjadi satu-satunya pilihan

Pergulatan dan kesulitan adalah pilihanku
Restu yang pecah dalam tangis
Doa dan mantra pada sepanjang malammu
Adalah kekuatanku untuk selalu bertahan
Bagi jiwaku yang kelelahan

No comments:

Post a Comment